Markobar dalam adat Madina

Pengertian Markobar Menurut Parinduri, (2013 : 8) kata Markobar dalam bahasa Mandailing, lebih kurang dapat dipadankan dengan kata berbicara dalam bahasa Indonesia. Keterampilan berbicara adalah keterampilan untuk menyampaikan ide , gagasan, atau informasi tertentu dengan menggunakan kata-kata dan kalimat. Dalam KBBI (2008:188) terdapat beberapa pengertian kata berbicara yaitu, 1. berkata; bercakap; berbahasa. 2 melahirkan pendapat 3 berunding;merundingkan. Dalam konteks budaya Mandailing, Markobar dapat diartikan sebagai pembicaraan resmi yang dilaksanakan dalam upacara adat Mandailing; baik dalam acara siriaon (pesta dalam suasana gembira) maupun silulutun (pesta dalam suasana duka cita). Sebagai norma yang diwariskan secara turun-temurun, markobar memiliki tatacara yang sudah merupakan konvensi bersama masyarakat Mandailing.


Pada praktiknya, meskipun terdapat beberapa variasi dalam proses penuturan dan isi yang dituturkan. Namun, warisan budaya, yang dianggap sebagai salah satu budaya yang sakral ini masih dilaksanakan dalam upacara adat Mandailing. Dalam kaitan itu pula, markobar atau marata-ata merupakan konvensi traditif yang mengatur dan memberikan keteladanan dalam berbahasa dan memberikan contoh kesantunan dalam melakoni manifestasi tutur yang berasaskan sistem sosial dalian natolu yang dijadikan sebagai landasan bertatacara dalam pelaksanaan upacara adat Mandailing.

Oleh sebab itu, terciptalah norma-norma sosial yang menjadi tatanan pidato adat serta ragam bahasa yang berkenaan dalam kerapatan adat Mandailing.Markobar memiliki daya tarik tersendiri. Bagi sebagian orang yang tidak memahami adat ±istiadat Mandailing, tidak memahami ragam bahasa Mandailing, dan tidak pula mengetahui hubungan sosial dan kekerabatan Mandailing, barang kali acara markobar ini dianggap sangat membosankan, buang-buang waktu, apalagi sebagian topik yang diulas hanya itu ke itu saja. Akan tetapi, begitulah penerapan olong (kasih sayang) dalam adat Mandailing. Semua unsur keluarga yang dianggap sebagai kerabat penting memang harus markobar.

Mungkin bagi yang kurang paham merasa tak perlu, tetapi sebaliknya, orang yang mengerti posisi dan kedudukannya akan sangat tersinggung jika tidak didudukkan dalam kerapatan adat atau tidak diberi kesempatan berbicara dalam perundingan adat tersebut, bahkan dapat menimbulkan konflik internal dalam suatu kekerabatan. Markobar adalah bagian dari sastra lisan Mandailing yang termasuk sebagai kearifan lokal yang semestinya dipelihara. Pada masa lampau tradisi lisan sangat berkembang pesat dalam masyarakat Mandailing.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Marsanji

Apa itu Marsialapari?

Mangupa-upa dalam adat Madina